Tata Cara Umroh Agar Sesuai Sunnah

Assalamualaykum ikhwani wa akhwati fillah. Menunaikan ibadah umroh merupakan sebuah panggilan jiwa. Bisa dikatakan demikian karena seperti yang banyak kita saksikan sendiri di masyarakat Indonesia dimana banyak orang yang tergolong mampu secara finansial namun belum tergerak hatinya untuk pergi umroh ke tanah suci. Hal ini berbanding terbalik dengan fenomena banyaknya kalangan masyarakat menengah kebawah yang sengaja menabung hingga bertahun-tahun untuk diniatkan berangkat umroh ke tanah suci. Pekerjaan halal apapun dilakukan demi memenuhi panggilan jiwa yang terus menerus merindukan dirinya untuk hadir ke baitullah. Namun persoalan berikutnya ialah ketika biaya umroh yang harus dikelurkannya tersebut sudah berhasil dikumpulkan namun tata cara umrohnya menyelisihi sunnah, berangkat dari situlah maka kita perlu mengetahui tata cara umroh sesuai sunnah.

Mengapa Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah ?

Umroh merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia, diperlukaberagam pengorbanan untuk dapat melaksanakannya, termasuk biaya yang tidak sedikit, oleh karenanya ketika kita dapat memenuhi biaya umroh tersebut, perlulah kita mengetahui tata cara umroh agar sesuai sunnah dan tentunya benar sehingga umroh yang dilaksanakan nantinya menjadi umroh yang mabrur yang akan menambah timbangan amal kebaikan di yaumul mizan kelak,.

Baca Juga : Info umroh sunnah

Beribadah umroh ke tanah suci harus sesuai dengan apa yang di sunnahkan oleh Baginda kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wassalam. Karena beliau merupakan suri tauladan bagi umat muslim. Beliau pula lah satu-satunya manusia yang wajib menjadi panutan kita. Dan perlu diingat dan dilaksanakan, bukan hanya umroh saja, ibadah lainnya pun harus sesai tuntunan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.

Kewajiban beribadah sesuai sunnah Nabi Muhammad menurut pendapat ulama

Di zaman sekarang, banyak sekali para ustadz yang bermunculan ditengah-tengah masyarakat. Kehadirannya pun semakin membawa angin segar bagi para penuntut ilmu. Namun, kita juga harus waspada karena banyak juga para ustadz yang mengajarkan suatu ajaran yang justru menyelisihi sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu Alaihi wassalam. Kita harus benar-benar selektif memilih ustadz yang bisa mengajarkan sunnah-sunnah Rasulullah dengan benar.

Dikutip dari Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri, “Tidak boleh seseorang beribadah kepada Allah dengan suatu ibadah kecuali jika ada dalil dari syari’at yang menunjukkan ibadah tersebut diperintahkan. Sehingga tidak boleh bagi kita membuat-buat suatu ibadah baru dengan maksud beribadah pada Allah dengannya. Bisa jadi ibadah yang direka-reka itu murni baru atau sudah ada tetapi dibuatlah tata cara yang baru yang tidak dituntunkan dalam Islam, atau bisa jadi ibadah tersebut dikhususkan pada waktu dan tempat tertentu. Ini semua tidak dituntunkan dan diharamkan.”

(Syarh Al Manzhumah As Sa’diyah fil Qowa’idil Fiqhiyyah, hal. 90).

Bagaimana Jika Tata Cara Travel Umroh Pilihan Anda Tidak Sesuai Sunnah Rasulullah ?

Seperti yang sudah kami jabarkan di atas, bahwa di zaman sekarang banyak sekali bermunculan ustadz-ustadz di tengah-tengah masyarakat yang justru mengajarkan suatu ibadah yang menyelisihi sunnah Nabi Shalallahu Alaihi wassalam. Hal ini juga memungkinkan munculnya banyak travel umroh yang dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah. Oleh karenanya Anda harus seselektif mungkin dalam memilih perusahaan jasa travel umroh. Karena jika tidak, maka ada beberapa kerugian yang akan Anda rasakan. Berikut adalah diantaranya

  • Rugi Secara Materil

Melakukan suatu ibadah memang haruslah sesuai dengan apa yang dipandu oleh junjungan nabi kita Muhammad Salallahu Alaihi wassalam. Jangan sampai hanya karena teledor atau kurang teliti dalam memilih jasa travel umroh yang tidak sesuai sunnah, justru kita yang rugi. Jangan hanya karena tergiur harga yang murah, namun pada pelaksanaannya justru tidak sesuai dengan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah. Jika hal yang demikian terjadi, maka kita tidak akan mendapat apa-apa kecuali hanya jalan-jalan semata. Padahal tujuan awal kita beribadah umroh adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala.

  • Mendapat Ancaman Bagi Para Penyelisih Sunnah

Ada banyak sekali hadist Nabi yang menyatakan bahwa dalam segala perkara ibadah haruslah mencontoh apa yang dicontohkan oleh Rasulullah. Jika kita membuat suatu ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasululla maka kita justru akan mendapat ancaman dari beliau, karena telah menyelisihi sunnahnya. Bahkan bisa jadi ibadah baru yang kita lakukan tersebut tidak akan pernah diterima oleh Allah. Berikut adalah hadist nabi terkait dengan para penyelisih sunnah :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718).

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

Hati-hatilah dengan perkara baru dalam agama. Karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Daud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, An Nasa-i no. 46. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Lalu, Bagimana Tata Cara Umroh yang sesuai sunnah itu ?

Melalui artikel berikut akan coba kami jelaskan ibadah umroh yang tata caranya sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Biasanya hal ini akan anda temui apabila anda ikut umroh dengan travel umroh sunnah seperti haramainplus.com. Berikut adalah point-point nya :

1. Mandi dan Mempersiapkan Diri

Seorang jamaah umroh dianjurkan untuk mandi seperti mandi junub ketika akan berihram, dan dianjurkan pula untuk memakai wangi-wangian jika memungkinkan. Kemudian memakai pakaian ihram.

Untuk pakaian ihram sendiri antara jamaah laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan. Untuk jamaah perempuan pakaian ihramnya berupa pakaian yang telah di syariatkan yan menutupi seluruh anggota badan dan tidak menerawang ataupun membentuk badan. Dimana pakaian tersebut tidak menutupi wajah dan telapak tangan.

Untuk jamaah laki-laki, pakaian ihram yang dikenakan berupa dua lembar kain. Satu helai kain berfungsi sebagai sarung, dan yang lainnya berfungsi sebagai penutup pundak.

2. Mengucapkan Talbiah Umrah

Melakukan ihram dari miqat dan mengucapkan talbiah umrah sebagai berikut :

لَبَّيْكَ عُمْرَةً

labbaik ‘umroh” (aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah).

Namun, Anda tidak perlu khawatir jika tidak bisa atau berhalangan untuk menyelesaikan umroh (misalnya karena sakit). Jika hal tersebut terjadi, maka setelah mengucapkan kalimat talbiah umrah diatas, Anda mengucapkan kalimat sebagai berikut :

اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي

Allahumma mahilli haitsu habastani” (Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku).

Setelah membaca talbiah umroh, maka Anda harus memperbanyak membaca bacaan sebagai berikut :

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك

Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”. (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).

Untuk jamaah laki-laki ketika membaca bacaan talbiah diatas dengan mengeraskan suaranya, sementara untuk jamaah perempuan dengan suara lirih hingga tiba di Makkah.

3. Thawaf

Ketika masuk ke Masjidil Haram, jangan lupakan adab masuk masjid. Yakni dengan masuk menggunakan kaki kanan terlebih dahulu dan membaca doa masuk masjid sebagai berikut :

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.

Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik” (Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).

Ada beberapa point yang dilakukan ketika thawaf. Penjelasannya sebagai berikut :

Bagaimana Tata Cara Umroh Agar Sesuai Sunnah Dalam Thawaf?

Setelah memasuki Masjidil Haram, selanjutnya langsung thawaf menuju ke Hajar Aswad. Thawaf umrah ini dilakukan sebanyak 7 kali putaran, dimana bermula dari Hajar aswad dan berakhir di hajar aswad pula. Disunnahkan untuk berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama, dan berjalan seperti biasa pada putaran berikutnya hingga terakhir.

Yang Disunnahkan Saat Umroh Ketika di hadapan Hajar aswad

Ketika sudah berada dihadapan hajar aswad, maka membaca “Allahu Akbar” atau “Bismillah Allahu Akbar”, kemudian mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya. Namun jika hal ini tidak memungkinkan maka hanya mengusapnya saja, kemudian mencium tangan yang mengusap hajar aswad tadi. Jika hal ini masih juga tidak memungkinkan, maka cukup dengan memberikan isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak perlu mencium tangan yang memberi isyarat tersebut. Hal ini dilakukan pada setiap putaran thawaf.

Selain tu juga, disunnahkan untuk mengusap rukun Yamani setiap kali putaran thawaf, namun tidak dianjurkan untuk mencium rukun Yamani. Dan apabila tidak mendapat rukun Yamani, maka tidak perlu memberikan isyarat dengan tangan.

Berikut adalah doa yang disunnahkan untuk dibaca ketika berada diantara rukun yamani dan hajar aswad :

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)

Adakah Tata Cara Khusus Dalam Bacaan yang dipanjatkan pada waktu thawaf?

Tidak ada bacaan khusus pada waktu thawaf selain daripada bacaan surah Al Baqarah ayat 201 seperti tertulis diatas. Namun, jamaah diperbolehkan membaca alquran atau doa dan dzikir.

# Selesai thawaf

Menuju Makam Ibrahim

Setelah menyelesaikan thawaf selama 7 kali putaran, lalu dilanjutkan menuju ke makam Ibrahim dengan membaca bacaan sebagai berikut :

            وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” (Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat) (QS. Al Baqarah: 125).

Shalat sunnah thawaf

Melakukan shalat sunnah thawaf dibelakang makam Ibrahim. Dimana pada rakaat pertama setelah membaca al-fatihah dilanjutkan dengan membaca surah al-kafirun. Pada rakaat kedua, setelah membaca surah al-fatihah dilanjutkan dengan membaca surah al-ikhlas.

Minum air zam-zam

Setelah shalat sunnah thawaf, maka disunnahkan untuk minum air zam-zam. Setelahnya kemudian kembali lagi ke hajar aswad, bertakbir, kemudian mengusap dan menciumnya, atau jika tidak memungkinkan maka bisa dengan menggunakan isyarat tangan.

4. Sa’i

Setelah selesai melakukan thawaf, maka dilanjutkan dengan menuju bukit Shafa untuk melakukan ibadah Sa’i. Jika telah mendekati bukit Shafa, maka membaca bacaan sebagai berikut :

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

Innash shafaa wal marwata min sya’airillah”  (Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah) (QS. Al Baqarah: 158).

Lalu mengucapan,

نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ

Nabda-u bimaa bada-allah bih”.

Berikut adalah langkah-langkah dalam mengerjakan ibadah Sa’I :

  • Menaiki bukit Shafa

Setelah berada di bukit Shafa, maka Anda berusaha menghadap Ka’bah hingga melihatnya jika memungkinkan. Setelah itu membaca doa sebagai berikut :

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ  

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. (3x)

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”

Diantara pengulangan doa tersebut selama 3 kali, Anda juga bisa menyelipkan doa apa saja yang dikehendaki.

  • Menuju Marwah

Setelah selesai dari Shafa, maka Anda turun berjalan menuju ke Marwah. Disunnahkan untuk berjalan dengan cepat atau berlari-lari kecil pada area yang sudah ditentukan, kemudian berjalan seperti biasa menuju Marwah dan menaikinya.

  • Yang dilakukan pada saat di Marwah

Yang dilakukan pada saat di Marwah adalah sama seperti ketika Anda berada di Shafa, yakni menghadap kiblat hingga melihatnya (jika memungkinkan), kemudian membaca doa seperti pada point diatas sebanyak 3 kali. Kemudian kembali menuruni Marwah dan menuju ke Shafa. Perjalanan dari Shafa ke Marwah ini sudah dihitung 1 kali putaran.

  • Melakukan 7 kali perjalanan Shafa-Marwah

Ulangi apa yang Anda lakukan seperti di Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali, hingga berakhir di Marwah.

  • Doa-doa

Ketika sedang melakukan ibadah Sa’I, tidak ada doa-doa tertentu. Oleh karenanya Anda boleh saja berdzikir, atau membaca doa-doa yang dikehendaki.

5. Bertahalul

Setelah selesai Sa’i, maka jamaah akan bertahalul. Yakni memotong rambut atau menggundulinya bagi laki-laki, dan memotong rambut sepanjang ruas jari bagi perempuan.

Setelah bertahalul, selesailah sudah rangkaian ibadah umroh Anda.

Apakah terdapat perbedaan dalam tata cara bagaimana umroh bagi jamaah pria dan wanita ?

Setelah sedikit mempelajari tata cara dalam umroh seperti uraian diatas, pada dasarnya tidak terdapat perbedaan khusus untuk tata cara ketika umroh bagi jamaah pria maupun wanita. Hanya saja mungkin ada beberapa tempat yang memnag dipisahkan bagi pria dan wanita.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menyimak uraian seperti video youtube berikut ini :

Demikianlah ulasan kami mengenai tata cara bagaimana umroh yang benar menurut sunnah Nabi. Semoga dapat menjadi referensi bagi Anda yang ingin beribadah umroh. Jika ada kekurangan dan disalahkan monggo diluruskan, jika berkenan juga untuk dishare. Wassalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Leave a Reply

Your email address will not be published.